Senin, 30 April 2018

Equipment & Utensil

 
Pastry cutter yaitu Pemotong adonan yang berbentuk pisau beroda
Material: Plastic  Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci



 
 Danish pastry cutter yaitu Serupa dengan pastry cutter tetapi berjumlah banyak sehingga dapat digunakan untuk memotong adonan dalam jumlah banyak
 Material: Stainless Steel
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci



 
 Croissant cutter yaitu Pisau yang di gunakan untuk memotong adonan croissant 
 Material:Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci



 
 Dough cutter yaitu Alat untuk pemotong adonan roti
Material: Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci



 
Whisking bowl yaitu Mangkuk yang di pergunakan untuk mengocok adonan
Material: Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci



 
 Rolling pin yaitu meratakan adonan
 Material: Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


Daily Activity Version English


Assalamualaikum wr wb

     Hello guys, today we meet again. After the last Sunday I theory and there is also a campus activities, she tours in the Toraja. How the news of you guys? I hope you guys are fine. Well as usual I will tell about my activities on this day in the kitchen. I will begin the story of my departure to the campus. I departed hours 7.15 am along with my friend Asmil. Today we are so quick to campus because today, the first day of practice at the campus entrance.


     After I came, I prepare a complete clothing and equipment will I use in the kitchen. 08.00 pm we go straight into a cold kitchen, we are all one line. And wait for incoming and senior lecturer. Not long after Mr. jaya enters and explains the menu that we create today. After we were familiar with it, we also prepare the materials and tools that will be used. And because our arrival from the Ministry so today a senior lecturer and very busy.



     And today the group 2 project, so I took the materials and tools I would use. Once everything is ready, I started working on it in help as well by my friend Asmil. But once in a while I clean the area that I think is dirty. I do so because I was given the mandate by Mr. jaya as coordinator of hygiene. And don't forget I also occasionally helped friends products today. I help groups 3 to work on Tom yam. Thailand regional specialties. I am enough for today to meet tomorrow guys.


Daily Activity Version Indonesia


Assalamualaikum wr wb

      Hallo guys, hari ini kita bertemu kembali. Setelah Minggu kemarin saya Teori dan ada juga kegiatan kampus Widya Wisata di daerah Toraja. Bagaimana kabar kalian gusy? Saya harap kalian baik- baik saja. Baiklah seperti biasanya saya akan menceritakan tentang kegiatan saya pada hari ini di kitchen. Saya akan mulai cerita dari keberangkatan saya ke kampus. Saya berangkat jam 7.15 am bersama teman saya Asmil. Hari ini kami begitu cepat ke kampus di karena kan hari ini, hari pertama masuk kampus di praktek.


      Setelah saya sampai, saya mempersiapkan pakaian lengkap dan juga peralatan yang akan saya gunakan di dalam kitchen. Jam 08.00am kami langsung masuk ke dalam cold kitchen, kami semuanya one line. Dan menunggu dosen masuk dan senior. Tidak lama kemudian pak jaya masuk dan menjelaskan menu yang akan kami buat hari ini. Setelah kami paham dengan itu kami pun mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan. Dan karena kami kedatangan tamu dari kementerian jadi hari ini dosen dan senior sangat sibuk.




       Dan hari ini group 2 yang project, jadi saya pun mengambil bahan dan alat yang akan saya gunakan. Setelah semuanya siap saya pun memulai mengerjakannya di bantu juga oleh teman saya Asmil. Namun sesekali saya membersihkan area yang saya anggap kotor. Saya melakukan hal tersebut karena saya di berikan amanah oleh pak jaya sebagai kordinator kebersihan. Dan tidak lupa juga saya sesekali membantu teman saya yang produk hari ini. Saya membantu kelompok 3 untuk mengerjakan Tom yam. Makanan khas daerah Thailand. Saya cukup untuk hari ini sampai bertemu besok guys.


Kamis, 19 April 2018

10 makanan khas Korea

1.Bulgogi

        Bulgogi (bahasa Korea api, dan 고기 daging) adalah olahan daging asal Korea. Daging yang digunakan antara lain daging sirloin atau bagian daging sapi pilihan.Bumbu bulgogi adalah campuran kecap asin dan gula ditambah rempah lain bergantung pada resep dan daerah di Korea. Sebelum dimakan, daun selada digunakan untuk membungkus bulgogi bersama kimchibawang putih, atau bumbu penyedap lain.
Di Jepang, makanan yang sejenis disebut Yakiniku. Dibandingkan dengan Yakiniku, bumbu daging untuk bulgogi dibuat lebih manis. Air pada bumbu cukup banyak sehingga daging tidak dipanggang di atas plat besi (teppan), melainkan di atas panci datar.


2.Galbi atau Galbi-gui

       Galbi atau Galbi-gui adalah masakan Korea berupa daging iga sapi panggang yang dipotong pendek-pendek. Dalam bahasa Korea, galbi berarti iga (short ribs) atau daging yang ada di sekitar tulang iga. Terkadang, makanan ini juga bisa dibuat dengan memakai iga babi. Galbi bisa dibumbui atau dimasak tanpa bumbu. Bila dibumbui, biasanya daging iga direndam di dalam saus yang terbuat dari sari buah pir asia, arak beras, kecap asinbawang putihminyak wijen, dan gula. Saus ini bisa dibuat lebih pedas atau lebih jernih sesuai selera.
Ketika dipanggang, daging iga biasanya diiris sepanjang tulangnya. Hal ini supaya saus tadi bisa meresap ke dalam daging dengan lebih cepat, daging bisa matang lebih cepat, dan daging bisa lebih mudah dikonsumsi dengan sumpit setelah matang. Di Korea dan beberapa negara lainnya, daging iga untuk galbi yang sudah diiris telah tersedia di pasar swalayan dan toko daging.
Kalbi biasanya disajikan di rumah makan yang dikenal dengan nama galbijip (rumah galbi). Pengunjung memanggang sendiri daging galbi di atas pemanggang yang ada di masing-masing meja. Daging ini kemudian dibungkus dengan daun selada, daun perilla, atau daun sayur-sayuran lainnya. Sebelum dimakan, daging yang sudah dibungkus daun dicelupkan lebih dulu di dalam ssamjang, yakni saus yang terbuat dari campuran pasta kacang kedelai dan cabai merah.


3.Samgyeopsal

        Samgyeopsal (삼겹살; Pengucapan Korea: [samɡjʌp̚sal]) adalah masakan Korea berupa panggang daging perut babi yang berlemak dan tebal. Daging biasanya tidak dibumbui, dan dipanggang sendiri di atas pemanggang yang ada di meja rumah makan. Setelah matang, daging dimakan setelah dicelup ke dalam saus pedas.
Arti harfiah dari samgyeopsal adalah tiga lapis daging, "tiga (sam; ) lapis (gyeop; ) daging (sal;)," karena daging bagian perut babi terlihat seperti berlapis tiga. Ada pula daging berlapis lima yang disebut ogyeopsal (오겹살), o berarti "lima".


4.Hoe

      Hoe (diucapkan [hø~hwe]) adalah istilah umum untuk berbagai makanan Korea berupa potongan terbaik ikan segar atau daging yang tidak dimasak. Saengseon hoe (생선회,生鮮膾) adalah irisan tipis daging ikan segar atau makanan laut lainnya (serupa dengan sashimi). Yukhoe (육회,肉膾) adalah daging sapi mentah yang diberi bumbu kecap asin, gochujangminyak wijen, dan arak beras. Gan hoe (간회,肝膾) adalah hati sapi mentah yang dibumbui minyak wijen dan garam. Hongeohoe (홍어회, 洪魚膾) adalah irisan daging ikan pari yang sebelumnya disimpan di dalam guci hingga terfermentasi.
Saus cocol untuk saengseon hoe disebut chogochujang (초고추장) yang dibuat dari gochujang dan cuka. Sebelum dimakan, hoe bisa diberi wasabi atau dicocol ke saus chogochujang atau ssamjang (쌈장), dan dibungkus dengan daun perila atau daun selada. Sewaktu dihidangkan, hoe diletakkan di atas piring berisi dangmyeon agar terlihat menarik.
Di rumah makan, ketika selesai menyantap saengseon hoe, orang sering memesan maeuntang (sup ikan yang dibuat dari kepala ikan dan bagian ikan yang tidak bisa dijadikan hoe) .
Tradisi memakan daging dan ikan mentah di Semenanjung Korea diperkirakan diperkenalkan oleh orang Cina pada awal periode Tiga Kerajaan Korea (57 SM--668 AD). Dari kitab Analek karya Kong Hu Cu asal abad 1 SM ditulis, "Jangan makan sampai menghabiskan yang halus. Jangan makan sampai menghabiskan potongan yang terbaik (食不厭精,膾不厭細).[1] Istilah kuai (膾) mulanya berarti irisan ikan mentah atau irisan daging seperti daging sapi atau daging domba. Namun sejak zaman Dinasti Qin dan Dinasti Han, istilah ini hanya berarti ikan mentah. Setelah Buddhisme berkembang di Korea sejak periode pertengahan Tiga Kerajaan Korea hingga akhir Dinasti Goryeo (918–1392), membunuh hewan untuk dijadikan makanan merupakan hal yang harus dihindari. Oleh karena itu, rakyat meninggalkan kebiasaan makan hoe bersamaan dengan tidak lagi dikonsumsinya daging. Makanan ini kembali dihidangkan setelah memudarnya pengaruh Buddhisme pada akhir periode Goryeo. Pada masa Dinasti Joseon, kerajaan menjunjung tinggi ajaran Konfusianisme, sehingga hoe kembali populer sebagai makanan orang Korea.


5.Budae jjigae

     Budae jjigae (harafiah: sup pangkalan militer) adalah masakan Korea yang dibuat dari sup yang dimasak dengan ham dan daging kalengan.
Masakan ini bermula pada saat berakhirnya Perang Korea ketika rakyat kekurangan bahan pangan. Pada saat itu rakyat yang tinggal di Uijeongbu, provinsi Gyeonggi, memanfaatkan kelebihan bahan makanan dari pangkalan militer Amerika Serikat yang berupa daging kalengan dan ham. Mereka mengkombinasikan bahan-bahan ini dengan kuah masakan Korea yang berbumbu gochujang yang pedas dan merebusnya dalam panci besar.Lama kelamaan masakan baru yang sederhana dan mudah dibuat ini menjadi terkenal dan sering diasosiasikan dengan kota Uijeongbu sehingga disebut juga dengan uijeongbu jjigae.


6.Haejangguk

      Haejangguk (해장국) adalah jenis Guk. Pada zaman dahulu, haejangguk dimakan untuk menyadarkan diri dari rasa mabuk akibat minum sul, sehingga dinamakan juga sulguk ("sup minuman keras"). Lama-kelamaan, haejangguk dikenal sebagai hidangan populer di malam hari. Haejangguk tertulis dalam buku masak Dinasti Joseon tahun 1600-an dengan nama seongjutang yang disantap guna menyadarkan orang dari mabuk. Walau berasal dari Joseon, resep aslinya tak diketahui. 
Cara memasak berbeda-beda menurut daerah. Orang Seoul menambah doenjangtulang sapikol cina, dan darah segar. Di Jeonju, haejangguk dimasak dengan kecambah dan kuah dari kaldu, telur, dan jeotgal. Berbeda dengan daerah lain yang direbus panas-panas, di Uljin, haejangguk ditambah cumi-cumi segar yang dipotong tipis-tipis seperti mie, dibumbui dan dimakan dengan kuah dingin dan batu es, sehingga jadilah haejangguk dingin.


7.Kimchi

     Kimchi adalah makanan tradisional Korea, salah satu jenis asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan dicuci, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krillkecap ikanbawang putihjahe dan bubuk cabai merah.
Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih dan lobak. Di zaman dulu, kimchi diucapkan sebagai chim-chae (Hangul침채Hanja: 沈菜) yang berarti "sayuran yang direndam."
Di Korea, kimchi selalu dihidangkan di waktu makan sebagai salah satu jenis banchan yang paling umum. Kimchi juga digunakan sebagai bumbu sewaktu memasak sup kimchi (kimchi jjigae), nasi goreng kimchi (kimchi bokkeumbap), dan berbagai masakan lain.
Literatur tertua yang memuat tentang kimchi adalah buku puisi Tiongkok berjudul Sikyeong (hangul:시경 hanja:詩經). Pada waktu itu, kimchi disebut "Ji" sebelum nantinya dikenal sebagai "chimchae".
Asinan berwarna hijau merupakan bentuk awal kimchi sewaktu cabai belum dikenal di Korea. Setelah dicampur dengan garam, sayuran seperti kubis dimasukkan ke dalam guci tanah liat setelah diberi garam, dan dipendam di dalam tanah sebagai persediaan makanan sewaktu sayuran segar tidak tersedia di musim dingin. Orang Korea baru mengenal cabai berkat jasa pedagang Portugis dari Jepang yang datang ke Korea pada abad ke-16.
Pedagang Portugis menyebarluaskan cabai ke seluruh dunia. Kapal-kapal Portugis berlayar melewati Tanjung Harapan di Afrika hingga sampai di India pada tahun 1498. Selanjutnya, cabai asal Amerika Selatan dibawa ke Asia melalui berbagai pelabuhan di Afrika atau langsung menyeberangi Samudra Pasifik. Pada tahun 1540, pedagang Portugis sudah berdagang di Indonesia dan cabai dibawa ke Tiongkok beberapa lama kemudian. Pedagang Portugis baru sampai di Jepang dan Korea pada tahun 1549. Filipina mendapat giliran mengenal cabai pada tahun 1564 sewaktu dilewati jalur perdagangan kapal Spanyol yang membawa cabai ke kepulauan Melanesia dan kawasan Mikronesia.
Resep asinan sayuran dan labu sudah dimuat dalam buku resep terbitan tahun 1670, tetapi tidak menggunakan cabai. Di dalam catatan sejarah abad ke-17 ditulis tentang 11 jenis kimchi, sedangkan cabai sebagai bahan kimchi mungkin baru populer bertahun-tahun kemudian (menurut perkiraan 200 tahun kemudian). Sebelum abad ke-19, kimchi hanya dibuat dari sayuran asli Korea karena sawi putih kemungkinan besar tidak dikenal di Korea sampai abad ke-19.


8.Seolleongtang

     Seolleongtang adalah jenis masakan Korea yang terbuat dari sup kaldu tulang sapi yang direbus dalam waktu lama.
Pada masa Dinasti Joseon (1392-1910), pada upacara ritual Sangsin di bulan kedua kalender lunarraja akan melakukan penghormatan bagi Shennong di Seonnongdan untuk bersyukur atas panen yang berlimpah. Pada ritual itu raja mempersembahkan berasjewawut dan hewan kurban seperti sapi dan babi. Setelah selesai melaksanakan ritual raja biasanya akan pergi ke jeokjeon, yakni kebun istana. Di jeokjeon raja akan memerintahkan juru masak istana untuk memasak bahan-bahan tersebut, yakni daging sapi untuk membuat sup, dan daging babi untuk membuat pyeonyuk. Raja akan mengundang petani-petani tua yang berusia di atas usia 60 tahun untuk menghadiri acara makan malam. Nasi dan daging sapi disajikan dalam ttukbaegi setelah diberi bumbu berupa bawang merah dan garam. Kata seolleongtang berasal dari seonnongtang, dikarenakan aktivitas raja setelah melaksanakan ritual di kuil Seonnongdan. Lama-kelamaan pengucapannya berubah menjadi seolleongtang.
Pada saat ini, seolleongtang biasanya dimakan di restoran khusus yang menyajikan seolleongtang. Butuh waktu lama untuk memasak seolleongtang untuk mendapatkan gizi dari tulang sapi. Jika disajikan di restoran, masakan ini dapat direbus dengan lebih lama sehingga kandungan gizinya akan dihasilkan lebih maksimal.

9.Kongnamul

     Kongnamul, contoh masakan Korea, mengacu pada banchan yang dibumbui (lauk) yang terbuat dari kecambah kedelai, serta menjadi istilah untuk kecambah itu sendiri dalam bahasa Korea. Ini adalah salah satu banchan yang paling umum, serta bahan dasar bibimbap.
Asal usul yang sebenarnya dari kongnamul tidak diketahui, tetapi diasumsikan bahwa telah makan sejak masa Tiga Kerajaan Korea atau awal era Goryeo. Rekaman mengenai kongnamul dapat ditemukan dalam dokumen dari era Goryeo, Hyangyak Gugeupbang (hangul: 향약구급방, hanja: 鄕藥救急方) di mana budidaya kecambah disebutkan; ketika Taejo dari Goryeo pendiri negara tersebut, tentara diselamatkan dari kelaparan dengan menumbuhkan tauge di sungai terdekat.
Pada dokumen era JoseonSallim gyeongje (hangul: 산림경제, hanja: 山林經濟), metode memasaknya telah disebutkan, dan pada dokumen era Joseon yang lainnya, Seonghosaseol (hangul: 성호사설, hanja: 星湖僿說) dikatakan bahwa kongnamul digunakan masyarakat miskin untuk membuat juk. Kongnamul sekali lagi disebutkan dalam Cheongjanggwanjeonseo (hangul: 청장관전서, hanja: 靑莊館全書) sebagai makanan pokok yang dikonsumsi selama masa kelaparan.


10.Bibimbap 

      Bibimbap adalah masakan Korea berupa semangkuk nasi putih dengan lauk di atasnya berupa sayur-sayuran, daging sapitelur, dan saus pedas gochujang. Namanya secara harafiah berarti "nasi campur" yang berasal dari kata 비빔 (campur) dan  (nasi). Sebelum dimakan, nasi dan lauk diaduk menjadi satu.
Bibimbap memiliki variasi yang banyak menurut daerahnya di Korea. Kota Jeonju di Jeolla Utara adalah kota asal variasi bibimbap daerah yang paling terkenal di Korea. "Jeonju bibimbap" (nasi campur Jeonju) merupakan bibimbap yang berisi lauk pauk yang paling banyak di Korea.
Terdapat beberapa teori mengenai asal usul bibimbab, salah satunya ada yang mengatakan bahwa makanan ini dibuat dari sesaji yang dipersembahkan kepada arwah leluhur. Sehabis melaksanakan jesa, orang-orang saling berbagi makanan sesaji dan mencampurkannya dalam mangkuk. Ada pula makanan sejenis yang dinamakan heotjesabap atau "makanan sehabis jesa". Nasi campur daging sapi yang berasal dari Kota JinjuProvinsi Gyeongsang merupakan bibimbap berisi nasi ditambah lauk pauk berupa sayur dan daging sapi mentah (yuk hoe). Menurut sejarah, nasi campur ini tercipta pada masa Perang Imjin ketika rakyat setempat harus menyiapkan masakan yang praktis pada saat-saat genting.
Dolsot bibimbap (돌솥 비빔밥) merupakan bibimbap yang dihidangkan dalam mangkuk dari batu yang sudah dipanaskan. Dolsot berarti "mangkuk batu". Panas dari mangkuk batu akan mematangkan telur mentah yang diletakkan di atas nasi sebagai lauk. Sebelum nasi dimasukkan, minyak wijen dituangkan di dasar mangkuk batu agar terbentuk lapisan kerak nasi yang harum dan garing di dasar mangkuk.


Ingredients Black Pepper

Black Pepper

 

Kata "Pepper" memiliki akar dalam kata bahasa Sansekerta pippali untuk lada panjang. Yunani Kuno dan Latin mengubah pippali menjadi bahasa Yunani πέπερι peperi dan kemudian ke dalam bahasa Latin piper, yang digunakan oleh bangsa Romawi untuk lada hitam dan lada panjang, secara keliru meyakini bahwa keduanya berasal dari tanaman yang sama.
Dari dasar bahasa Sansekerta, lada kini berasal dari pipel Inggris Kuno dan dari bahasa Latin, yang merupakan sumber piper Rumania, pepe Italia, peper Belanda, Pfeffer Jerman, French poivre, dan bentuk serupa lainnya.
Pada abad ke-16, orang mulai menggunakan lada juga berarti cabai Dunia Baru yang tidak terkait. Orang-orang juga menggunakan lada dalam arti kiasan yang berarti "roh" atau "energi" setidaknya sejauh tahun 1840-an. Pada awal abad ke-20, ini dipersingkat menjadi semangat.


History of Black Pepper

Lada berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara dan telah dikenal oleh masakan India sejak setidaknya 2000 SM. J. Innes Miller mencatat bahwa sementara lada tumbuh di Thailand selatan dan di Malaysia, sumber yang paling penting adalah India, khususnya Pantai Malabar, di tempat yang sekarang menjadi negara bagian Kerala. Kota pelabuhan kuno Muziris yang hilang di Kerala, yang terkenal untuk mengekspor lada hitam dan berbagai bumbu lainnya, disebutkan dalam sejumlah sumber sejarah klasik. Merica adalah barang dagangan yang sangat berharga, sering disebut sebagai "emas hitam" dan digunakan sebagai bentuk uang komoditas. Warisan perdagangan ini tetap ada di beberapa sistem hukum Barat yang mengakui istilah sewa lada sebagai pembayaran token untuk sesuatu yang pada dasarnya diberikan.
Sejarah kuno lada hitam sering saling terkait dengan (dan dibingungkan dengan) lada panjang, buah kering Piper longum yang terkait erat. Bangsa Romawi tahu keduanya dan sering disebut sebagai "pemipih". Faktanya, tidak sampai ditemukannya Dunia Baru dan cabai bahwa popularitas cabe sama sekali menurun. Paprika cabe — beberapa di antaranya, ketika dikeringkan, memiliki bentuk dan rasa yang sama dengan cabai — lebih mudah ditanam di berbagai lokasi yang lebih nyaman di Eropa.

Sebelum abad ke-16, lada ditanam di Jawa, Sunda, Sumatra, Madagaskar, Malaysia, dan di mana-mana di Asia Tenggara. Daerah-daerah ini diperdagangkan terutama dengan Cina, atau menggunakan lada lokal. Pelabuhan di daerah Malabar juga berfungsi sebagai titik perhentian untuk banyak perdagangan rempah-rempah lainnya dari timur jauh di Samudera Hindia. Setelah hegemoni Inggris di India, hampir semua lada hitam yang ditemukan di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara diperdagangkan dari wilayah Malabar.
Merica hitam ditemukan dijejali di lubang hidung Ramesses II, ditempatkan di sana sebagai bagian dari ritual mumifikasi sesaat setelah kematiannya pada tahun 1213 SM. Sedikit lagi yang diketahui tentang penggunaan lada di Mesir kuno dan bagaimana itu mencapai Sungai Nil dari Asia Selatan. Lada (baik panjang dan hitam) dikenal di Yunani setidaknya pada awal abad ke-4 SM, meskipun itu mungkin barang yang tidak biasa dan mahal yang hanya dapat dibeli oleh orang yang sangat kaya.

Rute perdagangan era Romawi dari India ke Italia
Pada masa Kekaisaran Romawi awal, terutama setelah penaklukan Roma atas Mesir pada 30 SM, penyeberangan samudera terbuka dari Laut Arab langsung ke Pantai Malabar di India selatan dekat rutin. Rincian perdagangan ini di Samudera Hindia telah diturunkan di Periplus dari Laut Erythraean. Menurut ahli geografi Romawi, Strabo, Kekaisaran awal mengirim armada sekitar 120 kapal dalam satu tahun perjalanan tahunan ke Cina, Asia Tenggara, India dan kembali. Armada itu mengatur waktunya perjalanan melintasi Laut Arab untuk mengambil keuntungan dari angin muson yang dapat diprediksi. Sekembalinya dari India, kapal-kapal melakukan perjalanan ke Laut Merah, dari mana kargo dibawa darat atau melalui kanal Laut Nil-Merah ke Sungai Nil, menerjang ke Alexandria, dan dikirim dari sana ke Italia dan Roma. Garis geografis yang kasar dari rute perdagangan yang sama ini akan mendominasi perdagangan lada ke Eropa selama satu setengah milenium mendatang.
Dengan kapal yang berlayar langsung ke pantai Malabar, lada hitam sekarang menempuh rute perdagangan yang lebih pendek daripada lada panjang, dan harga-harga memantulkannya. Pliny the Elder's Natural History memberi tahu kita harga di Roma sekitar tahun 77 CE: "Lada panjang ... lima belas dinar per pon, sedangkan lada putih adalah tujuh, dan hitam, empat." Pliny juga mengeluh, "Tidak ada tahun di mana India tidak menguras Kekaisaran Romawi dari lima puluh juta sesterces," dan lebih lanjut moralizes pada lada:
Cukup mengejutkan bahwa penggunaan lada telah menjadi begitu populer, melihat bahwa dalam zat lain yang kita gunakan, kadang-kadang rasa manis mereka, dan kadang-kadang penampilan mereka yang telah menarik perhatian kita; sedangkan, lada tidak memiliki apa pun di dalamnya yang dapat memohon sebagai rekomendasi untuk buah atau berry, satu-satunya kualitas yang diinginkan adalah kepedasan tertentu; namun untuk inilah kami mengimpornya dari India! Siapa yang pertama kali menjadikannya sebagai artikel makanan? dan siapa, aku bertanya-tanya, apakah lelaki yang tidak puas untuk mempersiapkan dirinya dengan kelaparan hanya untuk memuaskan nafsu serakah? (N.H. 12.14)
Lada hitam adalah bumbu yang terkenal dan tersebar luas, jika mahal, di Kekaisaran Romawi. Apicius 'De re coquinaria, buku masak abad ke-3 mungkin didasarkan setidaknya pada satu dari abad ke-1, termasuk lada dalam sebagian besar resepnya. Edward Gibbon menulis, dalam The History of the Decline dan Fall of the Roman Empire, bahwa lada adalah "bahan favorit dari masakan Romawi yang paling mahal".

Lada sangat berharga sehingga sering digunakan sebagai jaminan atau bahkan mata uang. Dalam bahasa Belanda, "lada mahal" (peperduur) adalah ungkapan untuk sesuatu yang sangat mahal. Rasa lada (atau apresiasi nilai moneternya) diteruskan kepada mereka yang akan melihat Roma jatuh. Alaric Visigoth memasukkan 3.000 pon lada sebagai bagian dari tebusan yang ia minta dari Roma ketika ia mengepung kota itu pada abad ke-5. Setelah jatuhnya Roma, yang lain mengambil alih bagian tengah dari perdagangan rempah-rempah, pertama orang Persia dan kemudian orang-orang Arab; InnesMiller mengutip laporan Cosmas Indicopleustes, yang melakukan perjalanan ke timur ke India, sebagai bukti bahwa "lada masih diekspor dari India pada abad keenam". Pada akhir Abad Pertengahan Awal, bagian tengah dari perdagangan rempah-rempah secara kuat berada di bawah kendali Islam. Sekali ke Mediterania, perdagangan sebagian besar dimonopoli oleh kekuatan Italia, terutama Venesia dan Genoa. Bangkitnya negara-kota ini didanai sebagian besar oleh perdagangan rempah-rempah.

Sebuah teka-teki yang ditulis oleh Santo Aldhelm, seorang Uskup Sherborne dari abad ke-7, menyoroti peran lada hitam di Inggris pada waktu itu:
Saya hitam di luar, terbungkus penutup keriput,
Namun di dalam saya beruang sumsum terbakar.
Aku membumbui makanan lezat, perjamuan raja, dan kemewahan meja,
Baik saus dan daging yang diperlunak di dapur.
Tapi Anda tidak akan menemukan kualitas apapun,
Kecuali usus Anda telah diguncang oleh sumsum berkilauan saya.
Umumnya dipercaya bahwa selama Abad Pertengahan, lada digunakan untuk menyembunyikan rasa daging yang setengah busuk. Tidak ada bukti untuk mendukung klaim ini, dan sejarawan memandangnya sangat tidak mungkin: pada Abad Pertengahan, lada adalah barang mewah, hanya terjangkau oleh orang kaya, yang tentu saja memiliki daging murni juga tersedia. Selain itu, orang-orang pada waktu itu tentu tahu bahwa memakan makanan yang rusak akan membuat mereka sakit. Demikian pula, keyakinan bahwa lada secara luas digunakan sebagai pengawet dipertanyakan: memang benar bahwa piperin, senyawa yang memberikan pedasnya pedas, memiliki beberapa sifat antimikroba, tetapi pada konsentrasi hadir ketika lada digunakan sebagai bumbu, efeknya adalah kecil.Garam adalah pengawet yang jauh lebih efektif, dan daging yang diawetkan dengan garam adalah ongkos umum, terutama di musim dingin. Namun, lada dan rempah-rempah lainnya tentu memainkan peran dalam meningkatkan rasa daging yang diawetkan lama.

Sebuah penggambaran Calicut, India diterbitkan pada 1572 selama kontrol Portugal terhadap perdagangan lada
Harga selangitnya selama Abad Pertengahan — dan monopoli atas perdagangan yang dipegang oleh Italia — adalah salah satu bujukan yang menuntun Portugis untuk mencari rute laut ke India. Pada 1498, Vasco da Gama menjadi orang pertama yang mencapai India dengan berlayar mengelilingi Afrika (lihat Age of Discovery); ditanya oleh orang Arab di Calicut (yang berbicara bahasa Spanyol dan Italia) mengapa mereka datang, perwakilannya menjawab, "kami mencari orang Kristen dan rempah-rempah". Meskipun perjalanan pertama ke India melalui ujung selatan Afrika itu hanya keberhasilan yang sederhana, Portugis dengan cepat kembali dalam jumlah yang lebih besar dan akhirnya memperoleh kendali yang lebih besar atas perdagangan di laut Arab. The 1494 Treaty of Tordesillas dengan Spanyol memberikan Portugal hak eksklusif ke separuh dunia tempat lada hitam berasal.
Tidak mengherankan, Portugis terbukti tidak dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah. Jaringan perdagangan Arab dan Venesia yang lebih tua berhasil mengimpor rempah-rempah dalam jumlah besar, dan lada sekali lagi mengalir melalui Alexandria dan Italia, serta di sekitar Afrika. Pada abad ke-17, Portugis kehilangan hampir semua perdagangan Samudera Hindia mereka yang berharga kepada Belanda dan Inggris yang, mengambil keuntungan dari penguasa Spanyol atas Portugal selama Iberian Union (1580–1640), yang diduduki oleh kekuatan hampir semua dominasi Portugis di daerah. Pelabuhan lada Malabar mulai berdagang semakin lama dengan Belanda pada periode 1661–1663.

Ketika persediaan lada ke Eropa meningkat, harga lada menurun (meskipun total nilai perdagangan impor pada umumnya tidak). Pepper, yang pada Abad Pertengahan awal telah menjadi barang eksklusif untuk orang kaya, mulai menjadi lebih dari bumbu harian di antara orang-orang sarana yang lebih rata-rata. Hari ini, lada menyumbang seperlima dari perdagangan rempah-rempah dunia.

Ada kemungkinan lada hitam dikenal di Cina pada abad ke-2 SM, jika laporan puitis tentang seorang penjelajah bernama Tang Meng (唐蒙) benar. Dikirim oleh Kaisar Wu ke wilayah yang kini menjadi Cina barat daya, Tang Meng dikatakan telah menemukan sesuatu yang disebut jujiang atau "sirih". Dia diberitahu itu berasal dari pasar Shu, daerah di daerah yang sekarang menjadi provinsi Sichuan. Pandangan tradisional di kalangan sejarawan adalah bahwa "sambal-sirih" adalah saus yang dibuat dari daun sirih, tetapi argumen telah dibuat bahwa sebenarnya merujuk pada lada, baik panjang atau hitam.

Pada abad ke-3 M, lada hitam membuat penampilan definitif pertamanya dalam teks-teks Cina, seperti hujiao atau "lada asing". Tampaknya tidak diketahui secara luas pada saat itu, gagal muncul dalam karya abad ke-4 yang menggambarkan berbagai macam rempah-rempah dari luar perbatasan selatan China, termasuk cabai panjang. Namun, pada abad ke-12, lada hitam telah menjadi bahan yang populer dalam masakan orang kaya dan berkuasa, kadang-kadang mengambil tempat lada Sichuan asli Cina (buah kering yang melumpuhkan lidah dari tanaman yang tidak terkait).
Marco Polo menyaksikan popularitas lada di China pada abad ke-13 ketika ia menceritakan apa yang ia katakan tentang konsumsinya di kota Kinsay (Hangzhou): "... Messer Marco mendengarnya disebutkan oleh salah satu petugas kepolisian Great Kaan bahwa jumlah cabai yang diperkenalkan setiap hari untuk konsumsi ke kota Kinsay berjumlah 43 beban, setiap beban sama dengan 223 lbs. " Marco Polo tidak dianggap sebagai sumber yang sangat tepercaya mengenai Cina, dan data bekas ini mungkin lebih mencurigakan, tetapi jika ini diperkirakan 10.000 pound (4.500 kg) per hari untuk satu kota di mana pun berada di dekat kebenaran, impor lada China mungkin memiliki mengerdilkan Eropa.
Selama perjalanan harta karun di awal abad ke-15, Laksamana Zheng He dan armada ekspedisinya kembali dengan lada hitam dalam jumlah besar sehingga kemewahan yang sebelumnya mahal menjadi komoditas umum.

Nutrion of  Black Pepper

Satu sendok makan (6 gram) lada hitam mengandung jumlah vitamin K moderat (13% dari nilai harian atau DV), zat besi (10% DV) dan mangan (18% DV), dengan sejumlah kecil nutrisi penting lainnya, protein dan serat makanan. Piperine sedang diteliti karena potensinya untuk meningkatkan penyerapan selenium, vitamin B12, beta-karoten dan kurkumin, serta senyawa lainnya. Sebagai obat tradisional, lada muncul di Buddha Samaññaphala Sutta, bab lima, sebagai salah satu dari beberapa obat yang diizinkan seorang bhikkhu bawakan. Lada mengandung phytochemical, termasuk amida, piperidin, pirolidin, dan sejumlah safrole, yang mungkin bersifat karsinogenik pada tikus laboratorium.



Fuction of Black Pepper

Seperti banyak rempah-rempah timur, lada secara historis adalah bumbu dan obat tradisional. Cabai panjang, yang lebih kuat, sering menjadi obat yang lebih disukai, tetapi keduanya digunakan. Lada hitam (atau mungkin lada panjang) diyakini dapat menyembuhkan beberapa penyakit, seperti sembelit, insomnia, abses mulut, sengatan matahari dan sakit gigi, antara lain. Berbagai sumber dari abad ke-5 merekomendasikan merica untuk mengobati masalah mata, sering dengan menggunakan salep atau tapal dibuat dengan lada langsung ke mata. Tidak ada bukti medis saat ini bahwa setiap perawatan ini memiliki manfaat apa pun.


Merica diketahui menyebabkan bersin. Beberapa sumber mengatakan bahwa piperin, zat yang ada dalam lada hitam, mengiritasi lubang hidung, menyebabkan bersin. Beberapa, jika ada, penelitian terkontrol telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan itu.

Piperine sedang dalam penelitian untuk berbagai kemungkinan efek fisiologis, meskipun pekerjaan ini adalah awal dan mekanisme aktivitas untuk piperin dalam tubuh manusia tetap tidak diketahui.
Characteristic of Black Pepper
Lada hitam adalah bumbu yang paling diperdagangkan di dunia dan merupakan salah satu bumbu yang paling umum ditambahkan ke masakan di seluruh dunia. Pedasnya adalah karena piperine kimia, tidak menjadi bingung dengan karakteristik capsaicin dari cabai. Ini ada di mana-mana di dunia modern sebagai bumbu dan sering dipasangkan dengan garam.


Equipment & Utensil

Gas Griddle digunakan untuk membuat tumisan, scramble egg dan makanan siap saji dalam waktu singkat
 Material: Plastic  Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


 Gas Kwali Range adalah kompor tekanan tinggi, biasa digunakan untuk memasak dalam jumlah besar. 
 Material: Stainless Steel
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


 
Gas Roaster digunakan untuk memanggang daging, sosis, sate. Tanpa mengeluarkan banyak asap. 
 Material:Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


 
Kebab Grill digunakan untuk memanggang daging kebab dengan sistem rotary (berputar secara otomatis).
Material: Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci



 
Bakpao steamer digunakan untuk mengukus bakpao & dimsum agar terjaga cita rasanya dan tetap fresh. 
Material: Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


 
Gas Duck Roaster berfungsi untuk memanggang secara utuh unggas, ayam, bebek dalam tabung panas tertutup.
 Material: Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


Equipment & Utensil

Conical Strainer berfungsi untuk menyaring kaldu, soup, saus, minyak goreng, dan makanan yang direbus 
 Material: Plastic  Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


 
Strainer berfungsi untuk menyaring teh, sirup, dll 
 Material: Stainless Steel
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


 
Frying Spatula berfungsi untuk membalik makanan yang sedang digoreng, direbus, atau yang dipanggang
 Material:Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


 
Ladle berfungsi untuk menyendok cairan seperti kaldu/sup
Material: Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci



 
Skimmer berfungsi untuk mengambil makanan yang sedang direbus/digoreng 
Material: Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci

 
Spider Strainer berfungsi untuk memisahkanmakanan yang digoreng atau membersihkan buih pada kaldu
 Material: Stainless
How to Clean: Dilap dan dapat juga dicuci


Daily Activity Version English


Assalamualaikum wr wb

      Hello guys, we meet again. This does not feel the last day of practice this week guys? Well just to the point I will tell my activities today in the kitchen. Well I'll start leaving me to the kitchen clock 07.15 am. And I set out with my friend Wahyu and asmil and ride my bike Emon. We had breakfast today is not because of one line these days fast. Our one line hours 08.00 am. Our one line and in check by senior tools and kitchen supplies. Then we at the entrance requirement if the survivors we fill.



       After we went in my store and other bags in the lockers. Then return one line in the cold kitchen. And seniors give a little explanation about the Thailand food. Thailand food that has flavor of spicy, sour, salty, and sour. And soon the chef Dino came and explained the menu to be made today. He describes how the making of any foods that will be created. And also give you the science of how to marinate the chicken. And today I am working on a menu of appetizers, namely Thai beef salad.



        After everything has been in described by chef Dino, we're back in take over by the senior. In our review of our basic knowledge. After completion of the activity we are split between groups that are ripe with projects. Then in order to exercise expanded feet according with each section. Before we start, we first divide the task briefing so that the job was quickly completed. And I got a task of preparing vegetables, I did the cabbage and onion. Many of my stories. Thanks and see you next week.


Daily Activity OJT Gammara Hotel Makassar

Assalamualaikum wr wb       Saya tidak cukup 6 bulan training, saya training 5 bulan lebih. sebenarnya saya ingin mengahbiskan masa saya...